Kesempurnaan
Engkau bertanya kepadaku, saudaraku, bilakah manusia dapat mencapai kesempurnaan.
Dengarlah jawabku:
Manusia mendekati kesempurnaan ketika ia merasa sebagai langit tak bertepi, dan laut tak berpantai,
Api abadi, cahaya yang tak pernah padam,
angin sepoi-sepoi atau badai yang mengamuk,
langit yang bergemuruh kilat atau langit pembawa hujan,
nyanyian gemericik air atau tangisan pilu anak sungai,
bunga mekar di musim semi, dan anak telanjang di musim gugur,
tingginya gunung atau rendahnya lembah,
dataran subur atau gurun tandus.
Ketika manusia merasakan ini semua ia telah mencapai setengah kesempurnaan.
Untuk mencapai tujuannya ia harus merasa bahwa dirinya adalah seorang anak yang bergantung pada ibunya,
seorang ayah yang bertanggung jawab pada keluarganya,
pemuda yang kehilangan cinta,
si tua yang bergulat melawan masa lalunya,
seorang penyembah di kuilnya,
seorang penjahat dalam penjaranya,
jiwa dungu yang tersandung di antara kegelapan malam dan keburaman siang,
biarawati yang menderita di antara bunga-bunga keimanan dan dingin kesepiannya,
seorang pelacur yang terperangkap di antara gigi taring kelemahannya dan cakar-cakar kebutuhannya,
si miskin yang terperangkap di antara kepahitan dan ketundukannya,
si kaya yang berdiri di antara ketamakan dan kesadarannya,
penyair di antara kabut senja dan fajar pagi.
Yang dapat mengecapnya, melihatnya, dan mengerti semua ini akan meraih kesempurnaan dan menjadi bayangan dari bayangan Tuhan
(Kahlil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar