MENULIS RESENSI BUKU ILMU PENGETAHUAN
Buat para siswa kelas XII yang akan menulis resensi ,berikut ini ada panduan beserta contohnya. Semoga kalian terbantu dengan materi ini. Selamat menulis!
Istilah yang biasa digunakan selain resensi adalah timbangan, neraca, ulasan, dan sebagainya. Unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1. Judul resensi
Judul resensi haruslah menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan. Judul dapat dibuat sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
· Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul aslinya juga harus ditulis)
· Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah seperti yang tertera pada buku)
· Penerbit
· Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
· Tebal buku (jumlah halaman)
3. Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan (salah satu) hal-hal berikut ini.
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh.
b. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku
e. Merumuskan tema buku.
f. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
g. Mengajukan pertanyaan.
h. Membuka dialog.
4. Isi pernyataan
Isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini.
a. Sinopsisi atau isi buku secara bernas dan kronologis.
b. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
c. Keunggulan buku
d. Kelemahan buku.
e. Rumusan kerangka buku.
f. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit)
5. Penutup
· Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pernyataan bahwa buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
· Penutup bias juga berisi kutipan dari buku yang bias menjadi bahan perenungan pembaca.
Contoh Resensi
|
|
Judul Buku | The True Power of Water (edisi terjemahan) |
Pengarang | Masaru Emoto |
Tahun | 2006 |
Penerbit |
|
Jangan remehkan kebiasaan membaca do'a sebelum minum. Jangan berkata-kata tidak baik di sekitar air yang kita minum. Jauhkan juga tempat air dari gambar-gambar atau kalimat-kalimat yang negatif. Itu kalau kita tidak mau menghilangkan dahaga dengan 'racun. Karena air akan bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Terhadap pesan , kata atau kalimat yang kita 'sampaikan'. Semakin baik pesan yang kita sampaikan, semakin baik reaksi yang ditimbulkan, semakin berguna air dalam proses metabolisme tubuh sebagai tidak sekedar sekumpulan molekul. Tetapi sebagai sebuah energi poditif. Begitu dahsyatkah pengaruh lingkungan terhadap kualitas air? setidaknya telah dibuktikan oleh Masaru Emoto dalam The True Power of Water (2006). Air ternyata bukanlah sekedar 'benda mati' belaka yang tidak akan bereaksi terhadap situasi dan kondisi sekelilingnya. Air memiliki kemampuan menyimpan dan merespon pesan atau informasi. Respon ini dapat diketahui dari pola kristal yang terbentuk setelah sebuah perlakuan diberikan terhadap air. Kristal air terbentuk pada suhu tertentu dan dapat diamati melalui mikroskop, bahkan sekarang sudah bisa didokumentasikan dalam bentuk foto. Konon, durasi waktu dari mulai terbentuk, mengembang, hingga menghilangnya kembali kristal sekitar dua menit. Pola kristal yang terjadi ternyata akan berbeda tergantung kepada 'pesan' yang disampaikan. Dalam penelitian, air dalam gelas yang bertuliskan kata "bodoh" membentuk kristal air yang tidak sempurna atau bahkan tidak terjadi kristal. Sebaliknya dengan air yang ditempatkan dalam gelas dengan tulisan kata "pintar" akan membentuk kristal yang sempurna dan indah. Demikian halnya jika tulisan itu diganti dengan kata-kata lisan yang langsung ditujukan kepada si air. Jadi (1), berhati-hatilah berperilaku disekitar air yang kita minum atau kita gunakan. Saya jadi teringat kepada orang-orang 'pintar' dulu di desa sebelum banyak dokter. Setiap orang yang datang dan mengeluh sakit selalu hanya diberi air putih. Segelas air putih yang telah ditiup dengan doa-doa. Para kyai di pesantren telah lama menggunakan media air putih yang dibacakan doa-doa untuk menambah kekuatan fisik santrinya. Namun ternyata kekuatan yang ditimbulkannya luar biasa. Energi positif adalah energi yang diperlukan untuk membangun dan mengembangkan kehidupan. Sebagaimana dikatakan Emoto," Agar dapat hidup sehat, berfikirlah positif". Kita mungkin sering mendengar atau mengalami sugesti. Semacam rasa percaya dan keyakinan bahwa apa yang kita lakukan sudah benar. Perasaan ini ditandai dengan rasa tenteram, tenang, nyaman, dan keyakinan positif. Dalam dunia medis sugesti telah menjadi obat non resep yang manjur dalam menolong kesembuhan penyakit pasien. Tidak lain adalah pancaran energi positif dari dalam fikiran kita yang akan diperkuat oleh energi positif yang bertebaran di alam raya (Dalam hal ini telah terjadi perjumpaan ide antara The True Power Of Water dengan The Secret). Buku ini juga membeberkan hasil riset yang dilakukan oleh Emoto dalam menyelidiki fenomena terbentuknya kristal air setelah dikondisikan dalam suatu lingkungan tertentu. Anda pasti akan terkejut melihat batapa air ternyata adalah 'mahluk' yang sangat sensitif. Orang yang berfikiran positif cenderung melakukan hal-hal positif dan secara psiokolgis dia akan tenang. Orang yang berfikiran negatif berkecenderungan sebaliknya dan secara psikologis akan merasa gelisah bahkan terancam. Berkaitan dengan kamampuan air dalam menerima pesan dan memberikan respon, maka orang yang menjalankan agamanya dengan baik dan berdoa dengan sungguh-sungguh akan memberikan kekuatan kepada air untuk membentuk kristal, meniupkan energi positif yang berguna (bagi penyembuhan penyakit misalnya). Energi yang dibawa oleh air yang telah diberi do'a akan menetralisasi gelombang negatif yang dipancarkan oleh bagian tubuh yang sakit tersebut. Jadi, jangan lupa berdoa sebelum minum maupun sebelum menggunakan air untuk keperluan lain. ***uswa basasina smanssa*** |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar